Senin, 19 Agustus 2013

ANALISIS RASIO



A.      Pengertian Rasio keuangan
           
Pengertian rasio keuangan menurut James C Van Horne merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akutansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Jadi rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka lainnya. Hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan. Kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajemen dalam memperdayakan sumber daya perusahaan secara efektif.
      
       Analisis rasio keuangan suatu perusahaan dapat diolongkan menjadi sebagai berikut :
1.        Rasio neraca, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari neraca
2.        Rasio laporan laba rugi, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari laporan laba rugi.
3.        Rasio antarlaporan, yaitu membandingkan angka-angka dari dua sumber (data campuran), baik yang ada di neraca maupun di laporan laba rugi.

B.       Bentuk-bentuk rasio keuangan
Untuk memudahkan pemahaman penggunaan rasio keuangan, berikut ini akan diberikan contoh-contohnya. Angka-angka yang digunakan adalah angka-angka yang tertera dalam neraca dan laporan keuangan :
1.        Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Fungsi lain rasio likuditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditas perusahaan).
Rasio likuiditas atau sering juga disebut rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Caranya adalah dengan membandingkan seluruh komponen yang ada di aktiva lancer dengan komponen dipassiva lancer (utang jangka  pendek).
Sebagai contoh adalah jika suatu perusahaan memiliki utang yang segera jatuh tempo senilai Rp1.000.000,00, Sementara,aktiva lancer yang dimiliki perusahaan sebesar Rp1.200.000,00 perusahaan ini dikatakan likuid. Artinya mampu membayar utang tersebut. Sebaliknya jika aktiva lancer yang dimiliki perusahaan hanya sebesar Rp800.000,00, perusahaan ini dikatakan illikuid artinya perusahaan tidak mampu membayar utang dengan seluruh aktiva lancer yang dimilikinya.
2.    Rasio leverage (Leverage ratio)
Seperti diketahui, dalam mendanai usahanya, perusahaan memiliki beberapa sumber dana. Sumber-sumber dana yang dapat diperoleh adalah pinjaman atau modal sendiri. Dalam hal ini leverage ratio (rasio solvabilitas) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya jumlah utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahnya jika dibandingkan dengan menggunakan model sendiri.
Keuntungan dengan mengetahui rasio ini adalah :
1.        Dapat menilai kemampuan  posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya.
2.        Menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap.
3.        Mengetahui keseimbngan antara nillai aktiva khususnya aktiva tetap denngan modal. 

3.    Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efesiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, sediaan, penagihan piutang, dan lainnya) atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.
a.Pengertian Rasio Aktivitas
       Rasio Aktifitas (activity ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.Atau dapat pula dikatakan rasio diguanakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektivitas) pemanfaatan sumber daya perusahaan. Efisiensi yang dilakukan misalnya dibidang penjualan,sediaan,penagihan piutang dan efisiensi dibidang lainnya. Rasio aktivitas juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari. Dari hasil pengukuran dengan rasio aktivitas akan terlihat apakah perusahaan lebih efisiendan efektif dalam mengelola aset yang dimilikinya atau mungkin justru sebaliknya.
b.Tujuan dan Manfaat Rasio Aktifitas

Berikut ini adalah beberapa tujuan yang hendak dicapai perusahaan dari penggunaan rasio aktifitas antara lain :
1.      Untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode.
2.      Untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang (days of receivable), dimana hasil perhitungan ini menunjukkan jjumlah hari (berapa hari) piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih.
3.      Untuk menghitung berapa hari rata-rata sediaan tersimpan dalam gudang
4.      Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal kerja berputardalam satu periode atau berapa penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang digunakan (working capital turn over)
5.      Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode
6.      Untuk mengukur penggunaan semua aktiva perusahaan dibandingkan dengan penjualan.

Kemudian ,disamping tujuan yang ingin dicapai atas,terdapat beberapa manfaat yang dapat dipetik dari rasio aktivitas,yakni sebagaiberikut :

1.      Dalam bidang Piutang
a.       Perusahaan atau manajemen dapat mengetahui berapa lama piutang mampu ditagih selama satu periode.Kemudian,manajemen juga dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode.
b.      Manajemen dapat mengetahui jumlah hari dalam rata-rata penagihan piutang (days of receivable) sehingga manajemen dapat pula mengetahui jumlah hari (berapa hari) piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih.

2.      Dalam bidang Sediaan
Manajemen dapat mengetahui rata-rata sediaan tersimpan dalam gudang.Hasil ini dibandingkan dengan taget yang telah ditentukan atau rata-rata industri.kemudian perusahaan dapat pula dibandingkan hasil ini dengan pengukuran rasio beberapa periode yang lalu.

3.      Dalam bidang modal kerja dan penjualan
Manajemen dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal kerja berputar dalam satu periode atau dengan kata lain ,berapa penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang digunakan.

4.      Dalam bidang aktiva dan penjualan
a.       Manajemen dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode.
b.      Manajemen dapat mengetahui penggunaan semua aktiva perusahaan dibandingkan dengan penjualan dalam suatu periode tertentu.

c.         Jenis – jenis Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas yang dapat digunakan manajemen untuk mengambil keputusan terdiri dari beberapa jenis. Penggunaan rasio yang diinginkan sangat tergantung  dari keinginan manajemen perusahaan.artinya lengkap tidaknya rasio aktivitas yang akan digunakan tergantung dari kebutuhan dan tujuan ingin dicapai pihak manajemen perusahaan tersebut.
Berikut ini ada beberapa jenis-jenis rasio aktivitas yang dirangkum dari beberapa ahli keun ,yaitu keuangan yaitu :
1.      Perputaran piutang (receivable turn over)
2.       Hari rata-rata penagihan piutang (Days of Receivable)
3.      Perputaran sediaan (inventory turn over)
4.      Hari rata-rata penagihan  sediaan (days of inventory)
5.      Perputaran modal kerja (working capital turn over)
6.      Perputaran aktiva tetap (fixed assets turn over)
7.      Perputaran aktiva (assets turn over)

1.      Perputaran piutang ( Receivable Turn Over )
Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yanag ditanam, dalam piutang ini berputar dalam satu periode.
Cara mencari rasio ini adalah dengan membandingkan antara penjualan kredit dengan rata- rata piutang.

Rumusan untuk mencari receivable turn over adalah sebagai berikut :

Receivable Turn Over =

            Atau :
                                   

ReceivableTurn Over = 

2.      Perputaran Sediaan  (Inventory Turn over ) 

      Perputaran sediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan (inventory) ,ini berputar dalam satu periode .Rasio ini dikenal dengan nama rasio perputaran sediaan (inventory turn over).Dapat diartikan pula bahwa perputaran sediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapan kali jumlah barang sediaan di ganti dalam satu tahun.
      Cara menghitung rasio perputaran sediaan dilakukan dengan dua cara yaitu:Pertama, membandingkan antara harga pokok barang yang dijual dengan nilai sediaan, dan kedua,membandingkan antara penjualannilai sediaan. Apabila rasio yang diperoleh tinggi ,ini menunjukkan perusahaan bekerja secara efisien dan likuid persediaan semakin baik.       Demikian pula apabila perputaran sediaan rendah berarti perusahaan bekerja secara tidak efisien atau tidak produktif dan banyak barang sediaan yang menumpuk

Rumusan untuk mencari inventory turn over dapat digunakan dengan dua cara sebagai berikut :

1.      Menurut James C Van Horne :


Inventory turn over = 



2.      Menurut J Fred Weston :


Inventory turn over    = 


3.      Perputaran Modal Kerja (working Capital Turn Over )
Perputaran modal kerja atau working capital turn over merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama satu periode. Artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama satu atau dalam satu periode.Untuk mengukur rasio ini ,kita membandingkan antara penjualan dengan modal kerja atau dengan modal kerja rata-rata.
 Rumusan yang digunakan untuk mencari perputaran modal kerja adalah sebagai berikut :

Perputaran modal kerja = 

Atau :

Perputaran modal kerja  = 

4.      Fixed Assets Turn Over
Fixed assets turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Atau dengan kata lain ,untuk  mengukur apakah perushaan sudah menggunakan kapasitas aktiva tetap sepenuhnya atau belum. Untuk mencari rasio ini,caranya adalah membandingkan antara penjualan bersih dengan aktiva tetap dalam satu periode.

Rumusan untuk mencari Fixed Assets turn over dapat digunakan sebagai berikut :


Fixed assets turn over = 

5.      Total assets Turn Over
Total assets over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.

Rumus untuk mencari total asset turn over adalah sebagai berikut :


Total asset turn over = 


4.        Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi.

Rasio Profitabilitas atau rasio rentabilitas dibagi dua yaitu sebagai berikut.
1.        Rentabilitas ekonomi, yaitu dengan membandingan laba usaha dengan membandingkan laba usaha dengan seluruh modal (modal sendiri dan asing).
2.        Rentabilitas usaha (sendiri), yaitu dengan membandingkan laba yang disediakan untuk pemilik dengan modal sendiri. Rentabilitas tinggi lebih penting dari keuntungan yang besar.

5.        Rasio Pertumbuhan
Rasio pertumbuhan (growth ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sector usahanya.

6.        Rasio Penilaian
Rasio penelitian (valuation ratioi), Rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen menciptakan nilai pasar usahanya diatas biaya investasi seperi:
1.        Rasio harga saham terdapat pendapatan,
2.        Rasio nilai pasar saham terdapat nilai buku.

C.      Pembandingan Rasio Keuangan
Analisis laporan keuangan tidak akan berarti apabila tidak ada pembandingnya. Dengan adanya data pembandingnya. Data pembandingan untuk rasio keuangan  mutlak ada sehingga dapat di lakukan perhitungan terhadap rasio yang di pilih. Dengan adanya data perbandingan, kita dapat melihat perbedaan angka-angka yang ditonjolkan, apakah mengalami peningkatan atau penurunan dari priode sebelumnya. Dengan kata lain, laporan keuangan tersebut memiliki makna tertentu jika dibandingkan dengan priode sebelumnya.
Jumlah data pembandingan yang dibutuhkan tegantung dari tujuan analisis itu sendiri. Artinya jika data pembandingan lebih banyak, semakin banyak yang dapat kita ketahuai. Adapun data pembandingan yang dibutuhkan adalah:
1.        Angka-angka yang ada dalam tiap komponen laporan keuangan, misalnya total aktiva lancar dengan utang lancar, total aktiva dengan total utang, atau tingkat penjualan dengan laba dan seterusnya.
2.        Angka-angka yang ada dalam tiap jenis laporan keuangan, misalnya total aktiva di neraca dengan penjualan di laporan laba rugi.
3.        Tahun masing-masing laporan keuangan untuk beberapa periode, misanya tahun 2005 dibandingkan dengan tahubn 2006 dan 2007.
4.        Target rasio yang telah dianggarkan dan ditetapkan perusahaan sebagi pedoman pancapaian tujuan.
5.        Standar industry yang digunakan untuk industry yang sama, misannya tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR) untuk dunia perbankan, atau persentase laba atas penjualan tertentu.
6.        Rasio keuangan pesaing pada usaha sejenis yang terdekat, yang digunakan sebagai bahan acuanuntuk menilai rasio keuangan yang diperoleh di samping standar industry yang ada.


D.      Keterbatasan Rasio Keuangan

Rasio keuangan yang digunakan memiliki fungsi dan kegunaan yang cukup banyak bagi perusahaan dalam mengambil keputusan, bukan berarti rasio keuangan yang dibuat sudah menjamin 100%  kondisi dan posisi keuangan yang sesunggunya. Memang dengan hasil rasio yang diperoleh, paling tidak dapat diperoleh gambaran yang seolah-olah sesunggunya terjadi,
Namun, belum bisa dipastikan manjamin kondisi dan posisi keuangan yang sebenarnya. Mengapa? Karena rasio-rasio keuangan yang digunakan memiliki banyak kelemahan.           
J. Fred Weston menyebutkan kelemahan rasio keuangan adalah sebagai berikut.
1.        Data keuangan disusun dari data akutansi. Kemudian, data tersebut ditafsirkan dengan berbagai macam cara, misanya masing-masing perusahaan menggunakan:
Ø Metode penyusutan yang berbeda untuk menentukan nilai penyusutan terhadap aktivanya sehingga menghasilkan nilai penyusatan setiap periode juga berbeda; atau
Ø Penilaian sediaan yang berbeda.
2.        Prosedur pelaporan yang berbeda, mengakibatkan laba yang dilaporkan berbeda pula, (dapat naik atau turun), tergantung prosedur pelaporan keuangan tersebut.
3.        Adanya manipulasi data, atrinya dalam menyusun data pihak penyusun tidak jujur dalam memasukkan angka-angka ke laporan keuangan yang mereka buat. Akibatnya hasil perhitungan rasio keuangan tidak menunjukkan hasil yang sesunggunnya.
4.        Perlakuan pengeluaran untuk biaya-biaya antara satu perusahaan lainnya berbeda. Misalnya biaya riset dan pengembangan, biaya perencanaan pension, merger, jaminan kualitas pada barang jadi dan cadangan kredit macet.
5.        Penggunaan tahun fiscal yang berbeda, juga dapat menghasilkan perbedaan.
6.        Pengaruh musim mengakibatkan rasio komperatif akan ikut perpengaruh.
7.        Kesamaan rasio keuangan yang telah dibuat dengan standr ndustri belum menjamin perusahaan berjalan normal dan telah dikelola dengan baik.

Oleh karena itu, untuk meminimalkan risiko kesalahan dalam membuat rasio keuangan, diperlukan prinsip kehati-hatian. Setidaknya dengan tindakan kehati-hatian ini dapat membantu dalam menutupi kelemahan dari rasio keuangan tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis laporan keuangan adalah sebagai berikut.
1.      Analisis dan perhitungan harus dilakukan secara cermat dan akurat.
2.        Kalau terjadi perbedaan, Sebaliknya direkonsiliasi terlebih dulu.
3.        Dalam menyimpun hasil rasio keuangan suatu perusahaan, baik buruknyna, hendaknya dilakukan secara hati-hati. Sebagia contoh rasio sediaan yang tinggal ini biasanya dapat berarti:
·      Ada efesiensi; atau
·      Kekurangan sediaan akibat kehabisan stok
4.        Sebaiknya analisis harus memiliki dan menguasai informasi tentang operasional dan manajemen perusahaan.
5.        Jangan terlalu terpengaruh dengan rasio keungan yang normal.
6.        Analisi juga harus memiliki indra keenam yang tajam. Artinya dapat melihat hal-hal yang terkandung berdasarkan pengalaman sebelumnya.

E.       Hubungan Antara berbagai Rasio

Hubungan ini bisa merupakan hubungan rasio antara laporan keuangan yang satu laporan dengan yang lain atau hubungan dalam komponen dalam satu laporan keuangan. Hubungan tersebut dapat bersifat positif maupun negative tergantung rasio keuangannya.
       Sebagai contoh hubungan antarberbagai rasio keuangan, yaitu:
1.        hubungan antara rentabilitas ekonomi dengan rentabilitas modal sendiri;
2.        hubungan antara rasio utang dengan rentabilitas modal sendiri.
Misalnya hubungan antara rentabilitas ekonomi dengan rentabilitas modal sendiri bersifat positif. Semakin besar rentabilitas ekonomi, akan berakibat besar pula rentabilitas modal sendiri. Tentu saja dengan asumsi ceteris paribus, yaitu faktor-faktor lain tidak lain tidak berubah seperti bunga, pajak, dan rasio utang-modal sendiri.

Kemudian, dapat dikatakan pula bahwa hubungan rentabilitas ekonomi dengan modal sendiri pada berbagai tingkat pengguna modal asing cukup berpengaruh. Berbeda dengan hubungan antara rentabilitas ekonomi dengan rentabilitas modal sendiri yang selalu bersifat positif, hubungan antara rasio utang dengan rentabilitas modal sendiri. Dalam pratiknya rentabilitas modal sendiri, selain dipengaruhi oleh rentabilitas ekonomi, juga dipengaruhi oleh rasio utang.

F.       Kondisi Keuangan

Untuk memudahkan kita dalam memahami suatu laporan keuangan secara cepat, kita dapat melihat ringkasan laporan keuangan tersebut. Caranya adalah dengan memasukkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan ke dalam persentase tertentu.
Menurut James O Gill, kondisi keuangan yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1.        Sebagai contoh kondisi neraca PT MARAS yang sudah dimasukkan dalam persentase.
Aktiva
%
passiva
%
Aktiva lancar
Aktiva tetap
Aktiva lainnya
Total aktiva
82%
13%
5%
100%
Kewajiban lancar
Kewjiban jangka panjang
Ekuitas
Totl passiva
20%
22%
58%
100%





2.        Untuk kondisi perusahaan yang aman dapat dilihat dari komposisi masing-maisng aktiva, utang, dan modalnya. Untuk kondisi aman, apabila komposisinya adalah sebagai berikut.
Aktiva lancar
70%
Kewajiban lancar
25%
Aktiva Tetap

Jumlah Aktiva
30%

100%
Kewajiban jangka panjang
Modal
Jumlah Passiva
15%
60%
100%



  Agar suatu perusahaan dikatakan dalam kondisi yang aman perusahaan tersebut harus menunjukkan:
·           Tingkat pengembalian yang rendah;
·           Dasar modal yang besar;
·           Pertumbuhan yang lambat;
·           Utang dan aktiva jangka pendek sedikit.

3.        Kondisi perusahaan yang berisiko, yaitu sebagai berikut.
Aktiva lancar
30%
Kewajiban lancar
20%
Aktiva tetap
70%
Kewajiban jangka panjang
Modal
45%
35%
      
       Sementara itu, persyaratan agar suatu perusahaan dikatakan dalam kondisi tidak aman adalah:
v  Tingkat pencarian aktiva yang tinggi (aktiva sulit dicairkan nilainya);
v  Aktiva jangka panjang tinggi;
v  Dana dari luar lebih dari 50% bisnis;
v  Dasar modal kecil;
v  Pendapatan sangat fluktuatif.

Sebagai catatan, rasio tersebut di atas tergantung dari jenis usahnya atau bidang usaha masing-masing. Hal ini disebabkan karena setiap jenis usaha, misalnya antara perusahaan jasa dan perusahaan nonjasa biasanya terdapat perbedaan dalam komposisi keuangannya karena masing-masing perusahaan memiliki karakteristik tersendiri. 







KESIMPULAN

1.    Pengertian rasio keuangan menurut James C Van Horne merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akutansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.
2.    Bentuk-bentuk rasio keuangan terbagi menjadi beberapa bagian yaitu :
1.   Rasio solfabilitas
                2. Rasio Laverge
3. Rasio Aktivitas
4. Rasio Profitabilitas
5. Rasio Pertumbuhan
6. Rasio Penilaian
3.  Pembandingan Rasio Keuangan
Analisis laporan keuangan tidak akan berarti apabila tidak ada pembandingnya. Dengan adanya data pembandingnya. Data pembandingan untuk rasio keuangan  mutlak ada sehingga dapat di lakukan perhitungan terhadap rasio yang di pilih.
4.  Keterbatasan Rasio Keuangan
Rasio keuangan yang digunakan memiliki fungsi dan kegunaan yang cukup banyak bagi perusahaan dalam mengambil keputusan, bukan berarti rasio keuangan yang dibuat sudah menjamin 100%  kondisi dan posisi keuangan yang sesunggunya.
5. Hubungan Antara berbagai Rasio
Hubungan ini bisa merupakan hubungan rasio antara laporan keuangan yang satu laporan dengan yang lain atau hubungan dalam komponen dalam satu laporan keuangan.
6. Kondisi Keuangan
Untuk memudahkan kita dalam memahami suatu laporan keuangan secara cepat, kita dapat melihat ringkasan laporan keuangan tersebut.