Kamis, 03 Mei 2012

APLIKASI QAWA’ID DALAM PEMIKIRAN EKONOMI

PENDAHULUAN
Analisa dalam baba ini lebih terfokus pada pembahasan qawa’id yang terkait dengan persoalan ekonomi. Oleh sebab beberapa kendala, termasuk waktu dan pendanaan, penelitian dibatasi pada qawa’id yang terdapat dalam al-Majallah al-Ahkaam al-cAdliyyah terbitan Daulah Turki Usmani yang disusun sekitar tahun 1286 H. Cakupan qawa’id dalam al-Majallah ini dirasa cukup lengkap dan merepresentasikan hampir semua qawa’id yang pernah ditulis oleh para fuqaha/ulama dari keempat madzhab, sekalipun tidak dapat dipungkiri, bahwa al-Majallah merupakan karya kumpulan qawa’id yang dihasilkan oleh para ulama madzhab Hanafi. Sebagaai konsekwensinya, banyak qawa’id yang tidak dapat diakomodasi dalam penelitian ini, baik dari kalangan madzhab Hanafi sendiri maupun yang lainnya.

Qawa’id dalam Pemikiran Ekonomi
Dalam aspek transaksi muamalah, terdapat sekitar 25 qawa’id menurut Syeh Muhammad Mustafa Zarqa, sebagaimana dikutip oleh Jazuli (2006). Namun apabila diperluas cakupannya ke dalam ekonomi secara keseluruhan, maka jumlah qawa’id yang dapat diaplikasikan akan menjadi lebih banyak.
Dari 99 qawa’id dalam al-Majallah, lebih dari 70 qawa’id dapat diinterpretasikan secara langsung sebagai memiliki implikasi yang bersifat ekonomis, sekalipun tidak dapat lepas dari perspektif yang lain, seperti social, politik, hukum, dan sebagainya. Ini sesuai dengan pngertian atau definisinya, sebagaimana telah didiskusikan di atas (Bab 2), yaitu qa’idah berfungsi sebagai aturan umum atau universal (kuliyyah) yang dapat diterapkan untuk semua yang bersifat khusus atau bagian-bagiannya (juz’iyyah).  Atau dengan kata lain, sebagaimana kesimpulan Mukhtar dkk (1995b) qa’idah sebagai aturan umum yang diturunkan dari hukum-hukum furu’ yang sejenis dan jumlahnya cukup banyak.

Apabila diperbandingkan dengan tulisan Jazuli (2006), maka hasil penelitian ini memberi gambaran bahwa jumlah qawa’id yang terkait dengan masalah ekonom ijauh lebih banyak, dari pada jumlah yang terkait dengan transaksi muamalah sebagaimana ditulis karya Jazuli. Akan tetapi perlu dicatat pula bahwa dari 20 qawa’id yang ditulisnya, hanya ada 8 (delapan) qawa’id yang sama, sedangkan selebihnya didapatkan dari karya-karya ulama lainnya. Kedelapan qawa’id tersebut dipaparan dalam Tabel 2 berikut:




Table 2
Qawa’id sebagai dalam Pemikiran Ekonomi/Muamalat dalam
al-Majallah dan dalam kKarya Jazuli (2006)

1
Apabila sesuatu itu batal maka batallah apa yang ada didalammnya
إذا بطل الشيء بطل ما فى ضمنه
2
Tidaklah sempurna ‘aqad tabarru’ (pemberian) kecuali setelah diserahkan, (sebelum diminta sudah diberi)
لا يتم التبرع إلا بقبض
3
Hak mendapat hasil itu sebagai ganti kerugian (yang ditanggung)
الخراج بالضمان 
4
Pendapatan/upah dengan jaminan itu tidak datang secara bersamaan
الأجر والضمان لا يجتمعان
5
Risiko itu sejalan dengan keuntungan
الغرم بالغنم
6
Hal yang dibolehkan syariat tidak dapat dijadikan beban/tanggungan
الجواز الشرعي ينافي الضمان
7
Perintah menasarufkan (memanfaatkan) barang orang lain (tanpa ijin pemiliknya) adalah batal
الأمر بالتصرف فى ملك الغير باطل
8
Tidak boleh bagi seorang pun merubah /mengganti milik orang lain tampa izin pemiliknya.
لا يجوز لأحد أن يتصرف فى ملك الغير بلا إذنه

Ini memberitahukan kepada kita betapa jumlah qawa’id yang disusun para ulama/fuqaha terdahulu jumlahnya cukup banyak dan susah ditentukan secara pasti. Pada sisi lain, ia juga memberi gambaran betapa keseriusan mereka benar-benar luar biasa, sehingga generasi terkemudian dapat memanfaatkannya dengan lebih mudah.

QAWA’ID DALAM PEMIKIRAN EMPAT MADZHAB FIQH

Berdasarkan sumber-sumber yang diteliti, keempat madzhab banyak memberikan kontribusi dalam pengembangan qawa’id fiqhiyyah. Masing-masing madzhab memiliki setidaknya seorang termasyhur dalam pengembangan qawa’id fiqhiyyah tersebut. Pemikiran keempat madzhab dalam qawa;id dipaparkan dalam keempat sub-bab dibawah ini.

Qawa’id dalam Pemikiran Madzhab Hanafi
Berdasarkan bahan yang terkumpul dalam penelitian, terdapat enam karya dari kalangan madzhab Hanafi antara lain
a)    Usuul al-Karkhi karya cUbaidullah ibn Hasan al-Karkhi (260-340 H)
b)    Ta’siis al-Nadzr karya al-Qadhi, cUbaidullah ibn cUmar ad-Dabusi (430 H)
c)    Al-Ashbaah wa al-Nazhaa’ir oleh Zainudddin ibn Ibrahim Ibn Nujaim  (970 H)
d)    Majaamic al-Haqaa’iq yang ditulis oleh Abu Sa cid al-Khadimi. ( 1176 H),
e)    Al-Majallah al-Ahkaam al-cAdliyyah oleh Komite ‘Ulama Daulah cUsmaniyyah (1286 H), dan
f)     Al-Faraa’id al-Bahiyyah fi al-Qawaacid al-Fawaa’id al-Fiqhiyyah karya Ibn Hamzah al-Husaini  (1305 H).

Diantara keenam karya tersebut, Majallah al-Ahkaam al-cAdliyyah merupakan satu-satunya karya yang ditulis oleh sebuah tim yaitu para ‘Ulama yang ditunjuk oleh Pemerintah Daulah Usmaniyah di Turki. Majallah al-Ahkaam al-cAdliyyah terdiri dari 99 qawa’id ditambah dengan sebuah pendahuluan, yang tersusun dalam 1851 ayat.

Ushuul Al-Karkhi memuat 36 qawa’id yang menurutnya disebut qawa’id al-Asl atau qawa’id asal, yang kemudian diberikan komentar atau syarah oleh Najmuddin an-Nasafi yang juga dari madzhab Hanafi. Sementara itu, karya Ibnu Nujaim, Al-Asybaah wan-Nazhaa’ir, merupakan sebuah karya yang masyhur dari kalngan madzhab Hanafi. Karya ini terdiri dari 6 (enam) qawa’id dasar (qawa’id al-asasiyyah)—5 (lima) diantaranya juga dimuat dalam al-Majallah al-Ahkaam al-cAdliyyah ayat-ayat 2, 4, 17, 21 dan 36—ditambah dengan 19 (sembilan belas) qawa’id cabang atau al-furu’iyyah. Karya Ibnu Nujaim ini juga mendapat tanggapan luas dari berbagai kalangan madzhab Hanafi, dengan ditulisnya beberapa ulasan atau komentar para fuqaha terkemudian, empat diantaranya adalah:
a)    Tanwiir al-Bashaa’ir  calal-Asybaah wan-Nazhaa’ir (1005 H) oleh  cAbdul-Qadir Sharif uddin al-Ghazzi;
b)    Ghamzu cUyuun al-Bashaa’ir Syarh al-Asybaah wan-Nazhaa’ir  (1098 H) oleh Ahmad ibn Muhammad al-Hamawi;
c)    cUmdatu dzawil-Basyaa’ir li-Halli Muhtamaati al-Asybaah wan-Nazhaa’ir (1099H.) karya Ibrahim ibn Hussain, yang lebih dikenal sebagai Ibnu Biri al-Makkati.
d)    cUmdatu an-Naadzir  cala al-Asybaah wan-Nazhaa’ir oleh Abu Su cud al-Husaini.

Qawa’id dalam Pemikiran Madzhab maliki
Dari mahdzhab Maliki, beberapa ulama juga menyumbangkan tulisan tentang qawa’id fiqhiyyah. Karya dari kalangan madzhab Maliki tidak sebanyak dari madzhab Hanafi dan Syafii. Karya-karya tersebut antara lain adalah:
a)    Anwaar al-Buruuq fi Anwaar al-Furuuq atau lebih dikenal juga sebagai: Al-Furuuq; Kitab al-Anwaar wal-Anwaa’; atau  Kitab al-Anwaar wal-Qawaacid as-Sunniyyah  oleh al-Imam Syihabudin cAbdul-Abbas Ahmad as-Sonhaji al-Qarafi (260-340 H);
b)    Al-Qawaacid oleh Muhammad ibn Muhammad ibn Ahmad al-Muqarri  (758 H);
c)    Iidhaah al- Masaalik ilaa Qawaacid al-Imaam Maalik hasil karya Ahmad ibn Yahya ibn Muhammad at-Tilmisani al-Winsyarinsi (914 H);
d)    Al-Iscaaf bit-Thalab Mukhtasar Sharh al-Manhaj al-Muntakhab calaa Qawaacid al-Madzhab karya as-Syaikh Abul-Qasim ibn Muhammad at-Tiwani ( 995 H)

Karya terakhir, at-Tiwani, al-Is’aaf, diulas dengan sajian  ringkas oleh setidaknya Abul-Hasan cAli ibn Qasim al-Zaqqaq, al-Fasi, at-Tujibi  dalam al-Manhaj al-Muntakhab calaa Qawaacid al-Madzhab (912 H), dan dikomentari oleh Ahmad ibn cAli al-Fasi al-Maghribi

Sementara itu madzhab Syafii paling banyak memberikan kontribusi qawa’id fiqhiyyah dalam khazanah fiqh Islam. Pengaruhnya di Indonesia juga cukup meluas, utamanya karya salah seorang faqih besar seperti Jalaludin as-Suyuti yang menulis al-Asybaah wan-Nazhaa’ir dalam beberapa jilid. Jilid 1 berisi tentang qawa’id dasar (asas) sebanyak lima buah sebagaimana yang disebutkan dalam al-Majallah di atas. Qawa’id ini juga cukup popular, bukan saja di indoneisa melainkan juga di wilayah negeri-negeri Muslim lainnya, termasuk Malaysia dan juga di Timur Tengah. Di kalangan madzhab Syafii, kelima qawa’id ini dianggap sebagai qawa’id yang utama. Kitab 2 al-Asybaah wan-Nazhaa’ir berisi tentang qawa’id umum (‘amm) sebanyak 40 qawa’id, sedang 20 qawa’id lagi masuk dalam kategori diperselisihkan kedudukannya, termuat dalam Jilid 3 – 7.

Qawa’id dalam Pemikiran Madzhab syafi’i
Secara lengkap, karya-karya tentang qawa’id fiqhiyyah di kalangan madzhab Syafii berdasarkan urutan sejarahnya antara lain adalah:
a)    Qawaacid al-Ahkaam fi Masaalih al-‘Anaam oleh cIzzuddin cAbdul cAziz ibn  cAbdus Salam  ( 577 - 660 H);
b)    Kitaab Al-Asybaah wan-Nazhaa’ir karya Sadraddin Abi cAbdullah ibn Murahhil, Ibn Wakil al-Syafi ci (716 H);
c)    Majmuuc  al-Mudzhab fil-Qawaacid al-Madzhab oleh Salahuddin Abi Sa cid al-cAla’i as-Syafi ci  (761 H);
d)    Al-Asybaah wa al-Nazhaa’ir oleh cAbdul-Wahhab ibn cAli Tajuddin as-Subki  (771 H);
e)    Al-Manthuur fi Tartiib al-Qawaacid al-Fiqhiyyah aw al-Qawaacid fi al-Furuuc oleh  Muhammad ibn Bahadur Badruddin az-Zarkashi (794 H);
f)     Al-Ashbaah wa al-Nazhaa’ir karya Sirajudddin cUmar ibn cAli al-Ansari, yang lebih terkenal dengan pangggilan Ibnul-Mulaqqin (804 H);
g)    Al-Qawaacid oleh Taqiyyuddin Abu Bakr ibn Muhammad ibn cAbdul-Mu’min, al-Hisni (829 H);
h)   Al-Ashbaah wa al-Nazhaa’ir oleh Jalaluddin cAbdur Rahman ibn Abi Bakr ibn Muhammad as-Suyuthi (al-Asyuthi) (804 H); dan
i)     Al-Istighnaa’ fi al-Furuuq wa al-Istithnaa’ karya Badruddin Muhammad ibn Abi Bakr ibn Sulaiman al-Bakri
Di atas telah disinggung sedikit tentang karya as-Suyuthi, al-Asybaah wan-Nazhaa’ir, yang cukup masyhudr di kalangan madzhab Syafi’i. Selain karya as-Suyuthi, kitab Majmuu’ul Madzhab karya al-‘Alai jug amendapat perhatian para fuqaha madzhab Syafii, seperti ulasan-ulasan yang diberikan dalam kitab Mukhtashar al-Qawaacid al-‘Alai seperti oleh:
a)    Al-‘Allamah as-Syarkhadi (792 H) yang merupakan kombinasi dengan tulisan al-Isnawi untuk topik yang sama; dan
b)    Al-‘Allamah ibn Khatib ad-Dahsyah yang mengkombinasikan dengan kuliah-kuliah dari al-Isnawi

Qawa’id dalam Pemikiran Madzhab HANBALI
Di kalangan madzhab Maliki, terdapat setidaknya lima kitab karya para fuqaha mulai dari pertengahan abad ke-7, sejak karya Ibnu Taymiyyah  hingga abad ke-14 Hijriyyah pada periode al-Qari. Mereka antara lain:
a)    Al-Qawaacid al-Nuuraaniyyah al-Fiqhiyyah oleh Taqiyyuddin Abu al-cAbbas Ahmad ibn cAbd al-Halim ibn Taymiyyah (661 - 728 H);
b)    Al-Qawaacid al-Fiqhiyyah oleh Sharifuddin Ahmad ibn al-Hasan, ibn Qadhi al-Jabal al-Maqdisi (771 H);
c)    Taqriir al-Qawaacid wa Tahriir al-Fawaa’id  (al-Qawaacid) karya cAbdurrahman Shihab ibn Ahmad ibn Abi Rajab (Ibn Rajab) al-Hanbali (795H);
d)    Al-Qawaacid al-Kulliyyah wa al-Dhawaabit al-Fiqhiyyah (771 H) karya Jamaluddin Yusuf ibn Hasan ibn Ahmad ibn cAbdul-Hadi (1309-1359 H); dan
e)    (Qawaacid) Majallah al-Ahkaam al-Shar ciyyah calaa Madzhab al-Imaam Ahmad ibn Hanbal oleh Ahmad ibn cAbdullah al-Qari  (1309-1359 H)

Secara ringkas, karya tentang qawa’id fiqhiyyah dan para penulis yang memberikan kontribusinya dapat dipaparkan dalam Table 1 berikut ini:

Table 1
Qawa’id dalam Karya Empat Madzhab Fiqh

Nama/Sebutan Kitab
Penulis
Periode
(Hijriyah)
Jumah Qawaid
1) Hanafi
Usuul al-Karkhi
al-Karkhi
260-340
36 (asl)
Ta’siis an-Nadzr
Abi Zaid al-Dabusi
430
86
Al-Asybaah wan-Nazhaa’ir
Ibn Nujaim  

 6 Asas
19 Furu’
Majaamic al-Haqaa’iq
al-Khadimi
1176
154 
Majallah al-Ahkaam al- cAdliyyah
Daulah al- cUsmaniyyah
1286
99 
Al-Faraa’id al-Bahiyyah fil-Qawaacid al-Fawaa’id al-Fiqhiyyah
Ibn Hamzah al-Husaini  
1305
30
2) Maliki
Al-Furuuq; Kitab al-Anwaar wal-Anwaa’; or  Kitab al-Anwaar wal-Qawaacid as-Sunniyyah
Syihabuddin al-Qarafi
260-340
548 
Al-Qawaacid

al-Muqarri  
758
100
Iidhaah al- Masaalik ilaa Qawaacid al-Imaam Maalik
Ahmad al-Winsyarinsi
914
118
Al-Iscaaf bit-Talab Mukhtasar Syarhul-Manhaj al-Muntakhab calaa Qawaacid al-Madzhab
at-Tiwani
912

3) Syafii
Qawaacid al-Ahkaam fi Masaalih  al-‘Anaam

cIzzuddin cAbd as-Salam  
577-660
-
Kitaab Al-Asybaah wan-Nazhaa’ir
Ibn Wakil as-Syafii
716
-
Majmuuc  al-Mudzhab fi al-Qawaacid al-Madzhab

Salahuddiin al-cAla’i
761
20 
Al-Asybaah wan-Nazhaa’ir
Tajuddin as-Subki  
771
60 
Al-Mantsuur fi Tartiib al-Qawaacid al-Fiqhiyyah awil-Qawaacid fil-Furuuc

Badruddin az-Zarkashi
794
100 
Al-Asybaah wan-Nazhaa’ir
Ibn al-Mulaqqin
804

Al-Qawaacid
cAbd al-Mu’min, al-Hisni
829

Al-Asybaah wan-Nazhaa’ir
as-Suyuthi
804
5 asas
40 ‘amm
20 ikhtilafi
Al-Istighnaa’ fil-Furuuq wal-Istitsnaa’

Badruddin al-Bakri
-
600
4) Hanbali
al-Qawaacid al-Nuuraaniyyah al-Fiqhiyyah
ibn Taymiyyah
661-728
-
al-Qawaacid al-Fiqhiyyah
Syarifudin al-Maqdisi
771

Taqriir al-Qawaacid wa Tahriir al-Fawaa’id  (al-Qawaacid)
Ibn Rajab al-Hanbali
795
160 
al-Qawaacid al-Kulliyyah wa al-Dhawaabit al-Fiqhiyyah
ibn cAbd al-Hadi
1309-1359

(Qawaacid) Majallah al-Ahkaam al-Shar ciyyah calaa Madzhab al-Imaam Ahmad
ibn Hanbal
Ahmad cAbdullah al-Qari 
1309-1359
160